Selamat Datang Teman-Teman, Ibu/Bapak saudara sekalian .
terima kasih sudah mampir.. :)
Anda Sopan kami Segan :)

Jumat, 05 April 2013

D.Pertumbuhan dan Perkembangan Pergerakan Nasional Indonesia CAKRAWALA SEJARAH (ips)


Pergerakan nasional ditandai oleh adanya organisasi yang sudah didukung dan didirikan
oleh segenap rakyat di Nusantara. Ciri organisasi pergerakan nasional berbeda dengan
pergerakan daerah, hal ini dapat kita bedakan sebagai berikut.
1.Gerakan daerah bercirikan sebagai berikut.
a.Bentuk gerakannya belum diorganisasi, maka menggantungkan kepada pemimpin.
b.Sifatnya kedaerahan, maka bersifat insidental sementara.
c.Mengandalkan kekuatan senjata dan kekuatan gaib.
d.Belum ada tujuan yang jelas.
e.Gerakannya mudah bubar atau berakhir jika pemimpin mereka tertangkap.
2.Gerakan nasional bercirikan sebagai berikut.
a.Gerakannya sudah diorganisasi secara teratur.
b.Bersifat nasional baik wilayah atau cita-cita kebangsaan.
c.Perjuangan menggunakan taktik modern dan organisasi modern.
d.Sudah memiliki tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka.
e.Gerakannya tangguh dan berakar di hati rakyat.
Adapun bentuk-bentuk organisasi pergerakan nasional Indonesia akan dibahas pada

penjelasan berikut.

1.Budi Utomo
Kebangkitan nasional ditandai lahirnya Budi
Utomo (BU) yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908
oleh Dr. Sutomo, Suradji, dan Gunawan Mangun-
kusumo yang waktu itu menjadi mahasiswa Stovia
(kedokteran Jawa), sedangkan perintisnya adalah
Dr. Wahindin Sudirohusodo. Ia mendirikan Studie
Fonds (dana pelajar) guna membiayai pelajar yang

tidak mampu. Itulah sebabnya, BU disebut organisasi
sosial dan perintis pergerakan nasional. Adapun bidang
gerak BU adalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Ini
tercermin dari tujuan yang akan dicapai oleh BU tersebut.
Tujuan BU adalah kemajuan bagi Hindia atau kemajuan yang harmonis bagi nusa
bangsa. Tujuan tersebut akan dicapai melalui usaha, antara lain, memajukan pendidikan,
teknik industri, pertanian, peternakan dan perdagangan, serta menghidupkan kembali
kebudayaan sendiri.
BU berasaskan kooperatif, moderat, dan tidak berpolitik. Keanggotaan BU tidak
terbatas pada Jawa, Madura, dan umumnya pelajar dan priyayi.
Pada tanggal 5 Oktober 1908, BU mengadakan Kongres I di Yogyakarta dan
menghasilkan hal-hal berikut.
a.BU tidak berpolitik.
b.Kegiatan BU ditujukan pada bidang sosial, budaya, dan pendidikan.
c.Ruang gerak BU terbatas pada Jawa dan Madura.
d.Tirto Kusumo, Bupati Karanganyar, dipilih sebagai ketua BU pusat.
2.Sarekat Islam
Pada tahun 1911 di Laweyan, Solo
berdiri organisasi Sarekat Dagang Islam
(SDI) dengan ketua Haji Samanhudi.
Keinginan untuk menyaingi pedagang-
pedagang Cina mendorong banyak orang
ingin menjadi anggota SDI. Tujuan SDI
semula adalah memajukan perdagangan untuk menyaingi pedagang-pedagang Cina. Namun pada akhirnya, selain memajukan
perdagangan, SDI juga ingin memajukan agama Islam. Oleh karena itu, atas anjuran
H.O.S. Cokroaminoto, nama SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam) pada tahun 1912.
SI mempunyai beberapa tujuan, yaitu mengembangkan jiwa dagang, membantu para
anggota yang mengalami kesulitan dalam usaha meningkatkan derajat, memperbaiki
pendapat yang keliru mengenai agama Islam, hidup menurut perintah agama.
Pada tahun 1913, SI menyelenggarakan kongres pertama di Surabaya dan menghasilkan
beberapa keputusan, yaitu SI bukan partai politik, SI tidak bermaksud melawan Belanda,
memilih HOS Cokroaminoto sebagai ketua SI, dan menetapkan Surabaya sebagai pusat SI.
Karena bersifat kerakyatan, SI cepat mendapatkan anggota. Akibatnya, Gubernur
Belanda A.W.F. Idenburg ragu dan khawatir terhadap SI, sehingga permohonan izin
pengesahan SI ditolak. Oleh karena itu, SI menyiasati hal tersebut dengan mendirikan
Central Sarekat Islam (CSI) di Surabaya yang diakui Belanda pada tanggal 18 Maret 1916.
Adapun tujuan didirikannya CSI adalah memajukan, membantu, memelihara, dan menjalin
kerja sama antar-SI lokal yang tergabung dalam CSI.
Pada tahun 1921, SI mengadakan kongres ke-4 di Surabaya. Pada kongres ke-4 ini,
Semaun dan Darsono mengemukakan paham sosialis. Ada beberapa anggota SI yang tidak
sepaham dengan mereka. Akibatnya, SI pecah menjadi SI putih dan SI merah. SI putih
dipimpin oleh Haji Agus Salim dan Abdul Muis, sedangkan SI merah berpaham komunis
di bawah Semaun, Tan Malaka, dan Darsono yang nanti masuk dalam PKI.

Inskripsi
Faktor pendorong berdirinya SI.
1.Faktor ekonomi, ingin memajukan perdagangan
terutama bahan batik untuk menyaingi pedagang-
pedagang Cina.
2.Faktor agama, ingin memajukan ajaran agama
Islam.

3.Indische Partij
Indische Partij (IP) didirikan pada tanggal
25 Desember 1912 di Bandung oleh tiga serangkai,
yaitu Douwes Dekker (Danudirdja Setiabudhi),
Tjipto Mangunkusumo, Soewardi Soerjaningrat
(Ki Hadjar Dewantara). Tujuan didirikannya partai
polilik ini adalah mempersatukan Hindia Belanda
sebagai persiapan Hindia merdeka. Tujuan ini
disebarluaskan melalui surat kabar De Express.Anggaran dasar dan program kerja IP adalah membangun patriotisme IP terhadap
tanah air, bekerja sama atas dasar kesamaan ketatanegaraan demi memajukan tanah air,
dan mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka. Untuk mencapai tujuan partai, cara-
cara yang ditempuh IP adalah memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan,
meresapkan cita-cita kesatuan nasional Hindia, memperbesar pengaruh pro-Hindia dalam
pemerintahan, memperjuangkan persamaan hak setiap warga, memperbaiki keadaan
ekonomi Hindia, menghindiakan pengajaran untuk kepentingan ekonomi.
Karena program dan cita-cita IP dianggap membahayakan Belanda, IP dinyatakan
sebagai partai terlarang. Akan tetapi, Soewardi Soerjaningrat tetap menyebarluaskan
kritik melalui tulisan berjudul "Als ik een Nederlander was ...." (seandainya aku seorang
Belanda) yang berisi sindiran tajam terhadap ketidakadilan Belanda atas negara jajahannya.
Alasan Suwardi menulis tulisan tersebut adalah kritik atas kebijakan Belanda yang
memungut dana pada rakyat untuk ulang tahun kemerdekaan Belanda. Akibat tulisan
tersebut, ketiga tokoh IP ditangkap. Douwes Dekker dibuang ke Kupang, Tjipto
Mangunkusumo ke Banda, dan Soewardi Soerjaningrat ke Bangka. Tetapi, atas permintaan
mereka sendiri, ketiganya dibuang ke Belanda pada tahun 1913.

4.Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912
di Yogyakarta oleh K. H. Ahmad Dahlan, seorang ulama besar
yang terpengaruh gerakan wahabi. Tujuan didirikannya
Muhammadiyah adalah memajukan pengajaran Islam,
mengembangkan pengetahuan Islam dan cara hidup menurut
peraturan Islam, membantu dan meningkatkan kehidupan sosial
masyarakat Islam.
Untuk mencapai tujuan partai, Muhammadiyah menempuh
usaha-usaha, antara lain, mendirikan, memelihara, dan membantu pendirian sekolah berdasarkan agama Islam untuk memberantas buta huruf; mendirikan
dan memelihara masjid, langgar, rumah sakit, dan rumah yatim piatu; membentuk badan
perjalanan haji ke tanah suci. Muhammadiyah mempunyai wadah khusus bagi wanita
(Aisyiah) dan bagi pria (Hisbul Wathon).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar