Selamat Datang Teman-Teman, Ibu/Bapak saudara sekalian .
terima kasih sudah mampir.. :)
Anda Sopan kami Segan :)

Sabtu, 06 April 2013

Menemukan Isi Khotbah BHASA INDONESIA


1.Pengertian Khotbah
Sebagai orang yang beragama dan beriman, kamu tentu sering mendengarkan khotbah sesuai dengan agama yang kamu anut, bukan? Jika kamu seorang muslim, setiap seminggu sekali pasti kamu mendengar khotbat Jumat di masjid. Jika kamu seorang kristiani, setiap pergi ke gereja seorang pastur menyampaikan khotbah kepada jemaatnya. Dan jika kamu menganut agama atau kepercayaan lain, pastinya juga akan kamu dengarkan khotbah dari pemuka agama tersebut. Khotbah adalah semacam pidato terutama yang menguraikan ajaran agama dan kepercayaan. Orang yang berkhotbah dinamakan khotib.
2.Cara Menemukan Isi Pokok Khotbah
Pada saat mendengarkan sebuah khotbah, kamu harus memerhatikan beberapa hal. Hal-hal yang perlu kamu lakukan adalah sebagai berikut.
a.Tulislah dahulu rincian dari khotbah, langkahnya sebagai berikut.
1)Tulis judul atau tema yang diangkat dalam khotbah.
2)Nama pengkhotbah dan latar belakangnya.
3)Waktu dan tempat khotbah.
b.Temukan isi pokok khotbah, langkahnya sebagai berikut.
1)Dengarkanlah dengan saksama dan penuh konsentrasi, khotbah yang akan disampaikan.
2)Buatlah catatan kecil untuk mencatat kata-kata yang menjadi kunci garis besar khotbah.
3)Susunlah kata-kata kunci menjadi sebuah kerangka dasar (pokok-pokok) isi khotbah.
4)Mengembangkan kerangka khotbah menjadi sebuah rangkuman khotbah yang baik, dengan tidak mengubah isinya.
3.Berlatih Mendengarkan Khotbah dan Menemukan Isi Pokoknya
Sebagai media berlatih, berikut ini ada dua teks khotbah. Coba dengarkan dengan saksama sesuai dengan agama dan ajaran yang kamu anut (Islam atau Protestan).
Namun, jika agamamu selain Islam dan Protestan kamu dapat mendengarkan dan merekam khotbah menurut agamamu bersama temanmu yang seagama.

Khotbah 1 (Agama Islam)
Berkurban untuk Kebajikan dan Keteladanan
Oleh Faozan Amar, S.Ag, M.M.
Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allahu Akbar, La ilaha Illa Allah,
Allahu Akbar, Wa Lillahi ‘l-
Hamd Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati dan
dimuliakan Allah. Di pagi ini, di tempat yang
mulia ini, ratusan kaum muslimin menunaikan salat Idul Adha 10 Dzulhijah 1429 Hijriyah. Di tempat ini dan di tempat-tempat lain di belahan bumi pada 10 Dzulhijah setiap tahun umat Islam dalam ratusan juta mengumandangkan takbir, tahlil, dan
tahmid ke angkasa lepas sebagai rasa syukur kepada Allah, dan pengakuan selaku hamba terhadap ke-Esa-an Allah serta pernyataan untuk selalu taat kepada-Nya. Bersama itu pula, hari ini di kota suci Mekah Al Mukaromah, umat Islam dari berbagai bangsa dan negara mengadakan pertemuan akbar, dalam rangka menunaikan ibadah haji, memenuhi panggilan Allah.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Barang siapa hendak mengerjakan haji, maka bersegeralah, karena dia mungkin akan sakit, hilang kesempatan, dan kebutuhan lain.” (HR. Ahmad, Hakim, dan Abu Dawud dari Ibnu Abbas).Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La ilaha Illa Allah, Allahu Akbar,Wa Lillahi ‘l-Hamd.Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati dan dimuliakan Allah.
Sebuah peristiwa agung yang perlu kita teladani pada momentum Idul Adha ini adalah perjuangan Nabi Ibrahim a.s., yang dengan pengorbanannya telah berhasil mewujudkan momentum ibadah haji dan syariat penyembelihan hewan kurban bagi orang-orang mukmin sampai sekarang. Di hari yang bersejarah ini,kita diingatkan kembali kepada perjuangan dan pengorbanan Nabi Ibrahim a.s.,dan juga nabi-nabi yang lain, dalam menghadapi setiap tantangan dan cobaan, baik yang datang dari dalam diri maupun masyarakat sekitarnya. Pelajaran yang dapat kita petik adalah semakin kuat iman seseorang semakin besar pula cobaan dan ujian yang dihadapinya. Ibarat sebuah pohon yang semakin tinggi, maka
semakin besar pula angin menerpanya.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La ilaha Illa Allah, Allahu Akbar,Wa Lillahi ‘l-Hamd Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati dan dimuliakan Allah.
Ketika detik-detik pengorbanan yang dramatis itu akan berlangsung, terjadilah dialog antara Ibrahim dan putranya Ismail, yang sangat menggugah hati dan perasaan, sebagai contoh kuatnya iman dan takwa mereka kepada Allah swt. Ibrahim berkata: “Wahai anakku, sungguh aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ismail menjawab: “Wahai ayahku, apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah ayah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS As Shafat 102). Begitu mengharukan proses pengorbanan itu, terlebih lagi ketika Ismail dengan penuh tawakal memohon kepada Ayahnya, “Wahai ayah! Ikatlah kaki dan tangan saya kuat-kuat, agar gelepar tubuh saya tidak membuat ayah bimbang. Telungkupkan tubuh saya sehigga muka menghadap ke tanah, supaya ayah tidak melihat wajah saya. Ayah! Jagalah darahku jangan sampai memerciki pakaian ayah karena bisa menyebabkan perasaan iba, sehingga akan mengurangi pahala. Dan asahlah pisau itu tajam-tajam, agar penyembelihan berjalan lancar. Wahai ayah! Baju saya yang berlumur darah nanti, bawalah pulang dan serahkan pada ibu, dan sampaikan salamku kepadanya, semoga beliau sabar menerima ujian ini.”Maka tatkala keduanya telah berserah diri, dan Ibrahim telah merebahkan Ismail, meletakkan pipinya di atas tanah. Lalu kami panggillah ia. “Wahai Ibrahim,telah engkau turuti perintah itu!” Demikianlah, Kami akan membalas orang- orang yang berbuat baik. Ketahuilah, bahwa perintah ini hanyalah ujian yang nyata.” (QS. As Shafat 103-106).
Akhirnya Nabi Ibrahim a.s. dilarang menyembelih putranya, setelah
dinyatakan Allah lulus menjalani ujian. Sebagai gantinya, Allah swt.
memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih binatang kurban. Dan sejak itu maka sebagai tanda bersyukur beliau pada waktu tertentu secara kontinu menyembelih hewan untuk ibadah kurban.
Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati dan dimuliakan Allah.
Pada hari Idul Adha yang bersejarah ini, kita dihadapkan pada sebuah cermin kehidupan tentang makna perjuangan yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim a.s. Sebagai umat Nabi Muhammad saw. yang merupakan penerus perjuangan
Nabi Ibrahim a.s., mari kita tegakkan amar maruf nahi munkar. Kepada sesama Muslim, kita diwajibkan untuk saling mengingatkan. Jika ternyata berbagai bentuk kebatilan dan kemunkaran masih terus merajalela di negeri ini, kiranya
kita perlu bercermin diri. Apakah greget perjuangan, dan pengorbanan untuk dakwah kita selama ini sudah maksimal, atau justru masih ogah-ogahan dan masih suka tawar menawar?
Cobalah kita perhatikan dengan kejernihan hati dan kecerdasan akal pikiran,betapa pengaruh gaya hidup materialistis dan sekuler telah mengakibatkan fenomena-fenomena kehidupan di semua lapisan masyarakat kita menjadi sangat mengkhawatirkan. Hal ini dapat kita lihat dari gejala-gejala yang ada dan praktik- praktik kehidupan masyarakat kita, yang lebih cenderung meniru gaya hidup Barat. Akhirnya, untuk mengakhiri khotbah ini, marilah kita menyampaikan harapan berupa doa kepada Allah yang Maha Pengampun, Maha Penyayang dalam suasana Idul Adha yang berbahagia ini. Alhamdulillahirabbil’alamin. Wal-aqibatu lilmuttaqin. Rabbanazalamna ‘anfusana wa inllamtagfirlana watarhamna lanakuna nanminal khasirin. Rabbana
atina fiddunya hasanataw wa fil-akhirati hasanataw wa qina azabannar. Walhamdulillahirabbil-‘alamin.

Khotbah 2 (Agama Protestan)
Peta Allah
Pdt. Dr. Stephen Tong
Tuhan menciptakan manusia pada hari ke-6, sesudah alam semesta diciptakan. Ini menunjukkan bahwa manusia itu penting, berharga di mata Tuhan. Segala sesuatu diciptakan untuk manusia. Manusia diciptakan segambar dengan peta dan teladan Allah. Hanya manusia yang mirip Tuhan. Hanya manusia yang memiliki kemuliaan dan hormat Tuhan. Peta dan teladan
Allah di sini tidak bisa dipahami secara jasmani. Allah adalah Roh, karena itu kita harus datang dengan roh dan kebenaran. Peta dan teladan Allah dapat dipahami dengan hal-hal sebagai berikut di bawah ini.
1.Manusia adalah makhluk rohani
Manusia bisa berpikir dan merasakan melintasi materi.
Ini memungkinkan Roh Kudus bekerja, mengerti Firman, dan membuat manusia mempunyai iman.
2.Manusia adalah makhluk yang mempunyai hati nurani
Nur berarti cahaya. Tuhan membagikan cahaya yang sangat mulia di dalam hati manusia.
Hati kecil kita senang jika kita berbuat baik, dan menuduh jika berbuat jahat/dosa.
3.Manusia adalah makhluk yang kekal
Allah itu kekal, dan Tuhan menciptakan manusia dengan sifat kekal pula.Hidup manusia setelah mati tidak selesai, ia akan menghadap tahta Tuhan untuk mempertanggungjawabkan kehidupannya di dunia. Jika manusia tidak mengenal Tuhan, maka ia akan hidup tanpa penyertaan Tuhan selama-lamanya.
4.Manusia memiliki rasio/pikiran
Hanya manusia yang dapat berpikir. Binatang, tumbuh-tumbuhan, atau tata surya tidak bisa berpikir. Dengan rasio, maka manusia bisa mengerti kebenaran Tuhan. Dengan rasio, manusia memiliki kesadaran diri. Tapi bagaimanakah kehidupan manusia sekarang?
Manusia sudah jatuh dalam dosa. Dosa telah merusak semuanya. Manusia mencoba mengenal Tuhan dengan caranya sendiri. Manusia hidup menuruti hawa nafsu, tidak mau memerhatikan hati nuraninya, tidak mempedulikan pertanggungjawaban saat pengadilan Tuhan. Manusia melawan kebenaran, dan memakai rasio untuk membenarkan diri.
Sun Yat Sen membagi manusia menjadi tiga.
1.Manusia yang sadar sebelum berbuat dosa.
2.Manusia yang sadar setelah berbuat dosa.
Baru setelah kena penyakit kelamin, sadar telah berbuat zina.
Baru setelah semua hancur, sadar tawuran tidak baik.
3.Manusia yang dari awal hingga akhir tidak sadar akan dosanya.
Bagaimana dengan hidup Saudara? Apakah hidup Saudara sudah mencerminkan peta dan teladan Allah? Kalau belum, Saudara perlu Juruselamat yang menebus dosa Saudara. Saudara perlu Tuhan Yesus. Siapakah Tuhan Yesus? Bandingkan Tuhan Yesus dengan tokoh-tokoh dunia sepanjang sejarah.Yesus hidup suci, tanpa dosa. Dalam hidup-Nya yang suci dan tanpa dosa, Ia disalib dan mati untuk menanggung hukuman manusia, hukuman yang seharusnya kita terima. Karena manusia makhluk mulia, maka ia perlu ditebus. Segeralah datang kepada Tuhan Yesus. Bawa dosa Anda kepada Dia, terima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dia akan menyucikan dosa Saudara.
Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar