1.
Lactobacillus
Bakteri
ini dikenal juga dengan nama bakteri laktat terdiri dari delapan jenis yang
mempunyai manfaat berbeda-beda. Diantara jenis bakteri lactobacillus yang
paling dikenal adalah
|
Lactobacillus bulgaricus dan
Lactobacillus
sp.
Lactobacillus bulgaricus merupakan salah
satu bakteri yang berperan penting dalam pembuatan yoghurt. Yoghurt merupakan
hasil olahan fermentasi dari susu. Bakteri ini hidup di dalam susu dan
mengeluarkan asam laktat yang dapat mengawetkan susu dan mengurai gula susu
sehingga orang yang tidak tahan dengan susu murni dapat mengonsumsi yoghurt
tanpa khawatir akan menimbulkan masalah kesehatan.
|
Sedangkan
Lactobacillus
sp. biasanya digunakan untuk pembuatan terasi. Terasi biasanya terbuat dari
udang kecil (rebon), ikan kecil ataupun teri. Proses pembuatan terasi
dilakukan secara fermentasi. Rebon yang telah kering ditumbuk dan dicampur
dengan bahan lain kemudian diperam selama 3-4 minggu. Selama fermentasi,
protein diekstrak menjadi turunan-turunanya seperti pepton, peptida dan asam
amino. Fermentasi juga menghasilkan amonia yang menyebabkan terasi berbau
merangsang.
|
Ada
beberapa jenis lactobacillus yang juga berperan
dalam pembuatan kefir. Bakteri yang berperan antara lain: Lactocococcus
lactis, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus kefir, Lactobacillus
kefirgranum, Lactobacillus parakefir. Semua bakteri tadi merupakan bibit
kefir dan berfungsi sebagai penghasil asam laktat dari laktosa. Sedangkan Lactobacillus
kefiranofaciens
berperan sebagai pembentuk lendir (matriks butiran kefir).
|
2.
Streptococcus
Jenis
bakteri streptococcus yang biasanya digunakan dalam makanan adalah Streptococcus
lactis.
Bakteri ini berperan dalam pembuatan mentega, keju dan yoghurt. Pada
pembuatan yoghurt, bakteri streptococcus bekerjasama dengan
bakteri lactobacillus. Bakteri
lactobacillus berperan dalam pembentukan aroma yoghurt, sedangkan bakteri Streptococcus
lactis
berperan dalam pembentukan rasa yoghurt.
|
|
Pada
pembuatan mentega dan keju, bakteri Streptococcus
lactis
diperlukan untuk menghasilkan asam laktat. Pada pembuatan keju, asam laktat
dapat menghasilkan gumpalan susu berbentuk seperti tahu. Gumpalan ini
kemudian dipadatkan dan diberi garam. Garam berfungsi untuk mempercepat
proses pengeringan, penambah rasa dan pengawet. keju diperam untuk
dimatangkan selama sekitar 4 minggu. Selama proses pemeraman inilah, citarasa
dan tekstur dari keju terbentuk.
|
3.
Pediococcus cerevisiae
Bakteri
Pediococcus sp. digunakan dalam pembuatan sosis.
Tidak semua sosis dibuat melalui proses fermentasi. Sosis fermentasi dikenal
dengan istilah dry sausage atau semi
dry sausage.
Contoh sosis jenis ini antara lain adalah Salami
Sausage, Papperson Sausage, Genoa Sausage, Thurringer Sausage, Cervelat
SausageChauzer Sausage. dan
|
4.
Acetobacter
Jenis
acetobacter yang terkenal perannya dalam pengolahan makanan adalah Acetobacter
xylinum yang
berperan dalam pembuatan nata de coco. Bakteri ini
disebut juga dengan bibit nata. Bakteri akan membentuk serat nata jika ditumbuhkan
dalam air kelapa yang sudah asam. Dalam kondisi tersebut, bakteri akan
menghasilkan enzim yang dapat membentuk zat gula menjadi serat atau selulosa.
Dari jutaan bakteri yang tumbuh pada air kelapa tersebut akan dihasilkan
jutaan benang-benang selulosa yang akan memadat dan menjadi lembaran-lembaran
putih yang disebut nata.
|
b.
Mikroba jenis fungi
1.
Jamur Rhyzopus oryzae
Jamur
ini sangat berperan dalam pembuatan tempe. Tempe sendiri dapat dibuat dari
kacang kedelai maupun bahan nabati lain yang berprotein. Pada tempe berbahan
kedelai, jamur selain berfungsi untuk mengikat atau menyatukan biji kedelai
juga menghasilkan berbagai enzim yang dapat meningkatkan nilai cerna saat
dikonsumsi.
|
2.
Neurospora sitophila
Jamur
ini berperan dalam pembuatan oncom. Oncom dapat dibuat dari kacang tanah yang
ditambahkan dengan bahan makanan lain seperti bungkil tahu. Bahan-bahan
tersebut dapat menjadi oncom dengan bantuan jamur oncom. Proses yang terjadi
dalam pembuatan oncom hampir sama dengan pembuatan tempe.
|
3.
Aspergillus wentii
dan Aspergillus oryzae
Jamur-jamur
ini berperan dalam pembuatan kecap dan tauco. Kecap atau tauco dibuat dari
kacang kedelai. Proses pembuatannya mengalami dua tahap fermentasi. Proses
fermentasi pertama, yaitu adanya peran jamur
Aspergillus wentii
dan Aspergillus oryzae. Protein akan
diubah menjadi bentuk protein terlarut, peptida, pepton dan asam-asam amino,
sedangkan karbohidrat diubah oleh aktivitas enzim amilolitik menjadi gula
reduksi. Proses fermentasi kedua menghasilkan kecap atau tauco yang merupakan
aktivitas bateri Lactobacillus sp. Gula yang
dihasilkan pada Kecap proses fermentasi diubah menjadi komponen asam amino
yang menghasilkan rasa dan aroma khas kecaP
|
4. Saccharomyces
cerevisiae
Jamur ini dimanfaatkan
untuk pembuatan tape, roti dan minuman beralkohol dengan cara fermentasi.
Tape dibuat dari singkong atau beras ketan. Dalam pembuatan tape, mikroba
berperan untuk mengubah pati menjadi gula sehingga pada awal fermentasi tape
berasa manis. Selain Saccharomyces
cerivisiae, dalam proses
pembuatan tape ini terlibat pula mikrorganisme lainnya, yaitu Mucor
chlamidosporus dan Endomycopsis
fibuligera. Kedua
mikroorganisme ini turut membantu dalam mengubah pati menjadi Tape gula
sederhana (glukosa). Adanya gula menyebabkan mikroba yang menggunakan sumber
karbon gula mampu tumbuh dan menghasilkan alkohol. Keberadaan alkohol juga
memacu tumbuhnya bakteri pengoksidasi alkohol yaitu Acetobacter aceti yang mengubah alkohol menjadi asam asetat dan menyebabkan
rasa masam pada tape yang dihasilkan.
Pada pembuatan
roti, fermentasi berfungsi menambah cita rasa, mengembangkan adonan roti dan
membuat roti berpori. Hal ini disebabkan oleh gas CO2 yang
merupakan hasil fermentasi. Roti yang dibuat menggunakan ragi memerlukan
waktu fermentasi sebelum dilakukan pemanggangan. Pembuat roti harus menyimpan
adonan di tempat yang hangat dan agak lembab. Keadaan lingkungan tersebut
dapat memungkinkan ragi untuk berkembang biak, memproduksi karbon dioksida
secara terus menerus selama proses fermentasi.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar