Selamat Datang Teman-Teman, Ibu/Bapak saudara sekalian .
terima kasih sudah mampir.. :)
Anda Sopan kami Segan :)

Senin, 21 Oktober 2013

Kehidupan Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara

CAKRAWALA SEJARAH

Kehidupan Kerajaan-Kerajaan Islam
di Nusantara 

Setelah perkembangan pengaruh Hindu-Buddha, di Indonesia berkembang pengaruh Islam. Perkembangan pengaruh Islam itu dapat kita rasakan sampai sekarang. Bagaimana pengaruh Islam masuk dan berkembang di Indonesia? Mari ikuti uraian berikut.

A. Proses Awal Penyebaran Islam di Kepulauan Indonesia
1. Periode kedatangan Islam ke Indonesia
Agama Islam masuk dan berkembang di Nusantara secara damai. Ada tiga pendapat mengenai periode masuknya Islam ke Nusantara.

a. Abad ke-7 yang diberitakan dinasti Tang bahwa di Sriwijaya sudah ada perkampungan muslim yang mengadakan hubungan dagang dengan Cina. Berikut tokoh-tokoh yang mendukung pendapat tersebut.

1)T.W. Arnolddalam bukunya The Preaching of Islam. Ia mendasarkan pendapatnya pada dua hal.
a) Riwayat Cina yang menyebutkan bahwa pada tahun 647 telah ada imigran Arab di Pantai Timur Sumatra.
b) Ramainya kegiatan pelayaran dan perdagangan. Jauh sebelum Islam disampaikan oleh Nabi Muhammad, wilayah Nusantara sudah dikenal bangsa luar. Pada abad 1 – 2 Masehi orang-orang Yunani telah mengenal Nusantara dan pada abad ke-3 orang Persia (Sasa) telah mengenal wilayah Nusantara. Bahkan Ptolomeus
dalam petanya (catatannya) pernah menyebutkan nama Tabih, Argue, Posi Lam Wuli, Rommi, dan Lameri. Termasuk juga pada pedagang dan pelayar dari wilayah Arab, India, dan juga kawasan Cina. Mereka telah terbiasa berdagang, berlayar, dan lalu lalang di wilayah Nusantara. Pertemuan berbagai bangsa telah
membawa pengaruh (saling memengaruhi) agama dan budaya.

2)D.G.E. Halldalam bukunya The History of South East Asiamengatakan bahwa pada abad VII para pedagang Arab Muslim banyak berdagang dengan kerajaan-kerajaan Nusantara.

3)H. Agus Salimberpendapat bahwa masuknya Islam ke Nusantara bersamaan dengan masuknya Islam ke Tiongkok, sementara antara Cina dan Nusantara sudah ramai terjalin hubungan dagang.

4)Zainal Arifin Abbasberpendapat bahwa orang-orang Arab Muslim telah menjalin hubungan dengan Nusantara pada abad ke-7.

5)Hamkaberpendapat bahwa pada akhir abad ini orang-orang Arab telah memegang peranan penting di Selat Malaka. Pendapatnya bersumber pada adanya catatan Cina tentang Ta-Cheh/Ta-Chi/Ta-Jih yang menyebutkan pada tahun 674 ada utusan ke
Holing di Cho-Pho (Jawa). Jarak Cho Pho ke Ta-Cheh adalah lima hari berlayar. Di kawasan Aceh ada wilayah bernama Ta Jihan, mungkin inilah yang dimaksud dengan Ta-Cheh.

6)A. Hasjmy, berdasarkan keterangan Dr. Ilyas Ismail (Imam Masjid Besar Filipina), berpendapat bahwa Islam masuk Aceh pada masa Usman bin Affan (Dr. Ilyas mendasarkan keterangan pada catatan pedagang Arab dalam naskah tua di Manila).
b. Abad ke-11 dengan adanya makam Fatimah binti Maimun (Maemon) yang berangka tahun 475 H atau 1028 M di Leran, Gresik, Jawa Timur.
c. Abad ke-13 berdasarkan catatan Marcopolo yang mengunjungi Kerajaan Samudra Pasai pada tahun 1292 dan cerita dari Ibnu Batutah yang mengunjungi Kerajaan Samudra Pasai pada abad
ke-14. Di samping itu, batu nisan kubur Malik al Saleh yang meninggal tahun 1297 juga memperkuat bukti-bukti bahwa pada saat itu telah terdapat kerajaan Islam di Indonesia. Pendapat ini disampaikan oleh Snouck Hurgronje, Nj. Kroom, Van den Bergh, dan R. Soekmono.

2. Asal mula Islam datang ke Indonesia
Ada beberapa pendapat mengenai asal mula Islam masuk ke Nusantara.

a. Islam berasal dari Arab. Hal ini sesuai berita dari dinasti Tang, yang menyebutkan bahwa para pedagang Arab singgah di Sriwijaya untuk mengisi bahan bakar sebelum
ke Cina. Tokoh-tokoh yang sependapat dengan ini sebagai berikut.

1)T.W. Arnold
Pendapatnya didasarkan pada catatan Cina bahwa pada abad VII sekelompok masyarakat Arab telah membentuk permukiman Arab di pantai pesisir Sumatra, menikah dengan penduduk lokal, dan melakukan penyebaran Islam.

2)Keijzer
Pendapatnya didasarkan pada adanya mazhab Syafii yang merupakan mazhab umum masyarakat di Indonesia.

3)Naquib Al Alatas
Ia menentang teori Moquete. Menurutnya, nisan Malik al Saleh berasal dari Gujarat hanya karena faktor kedekatan. Pendapatnya diperkuat oleh:
a) literatur keagamaan Islam/historiografi lokal sebelum abad XVII tidak mencatat satu orang pun pengarang atau karya dari India, yang muncul justru nama-nama Arab dan Persia;
b) historiografi lokal, Hikayat Raja-Raja Pasai, bahkan menyebut utusan Makkah, Syaikh Ismail, sebagai orang yang berhasil membuat Marah Silu/Sultan Malik al Shaleh masuk Islam;
c) riwayat Aceh bahwa Islam diperkenalkan oleh Syaikh Abdullah Arif (orang Arab).

4)Hamka
Ia berpendapat bahwa gelar Sultan Pasai Malik al Shaleh dekat dengan Nama Malikush Shaleh Ayub, pendiri dinasti Mameluk Mesir. Raja-raja Mameluk memakai gelar Al Malik. Pendapatnya diperkuat dengan adanya mazhab Syafii yang merupakan mazhab mayoritas muslim Nusantara. Mazhab ini adalah mazhab
umum masyarakat Mesir dan Syarif Mekkah. Ia juga mengemukakan bahwa Malabar berasal dari kata Ma'bar atau mutabar yang berarti tempat/pantai yang disediakan bagi para penyeberang, bukan nama suatu tempat khusus/wilayah

b. Islam berasal dari Persia. Hal ini karena di Indonesia ada aliran tasawuf seperti di Persia (Iran). Tokoh-tokoh yang mengemukakan hal ini sebagai berikut.
1)P.A. Hoesein Djayadiningrat, pendapatnya didasarkan pada adanya pengaruh
ejaan Parsi dan huruf sinyang tidak bergigi.
2)Mucas, ia berpendapat bahwa kata Pasaiberasal dari kata Parsi. Ia juga berpendapat bahwa pada abad ke-3 sampai 5 M, orang-orang Parsi telah ramai singgah di Nusantara.
3)Moens, yang menuliskan bahwa ketika Ibnu Batutah sampai di Aceh (1345), ia ditemui dua ulama Parsi: Sajjudin Asj Syirazidan Sayyid Syarif al Asbahan.

c. Islam berasal dari India dengan alasan unsur Islam di Indonesia menunjukkan kesamaan yang ada di India dan bentuk nisan Malik al Saleh menyerupai bentuk batu nisan di India. Wilayah India yang dimaksud adalah Gujarat, Malabar, dan Decan yang mayo-ritas muslimnya menganut mazhab Hanafi. Tokoh-tokoh yang mendukung pendapat ini sebagai berikut.
1)J.P. Moquete, didukung Van den Bergh dan Kraemer, berpendapat bahwa asal usul
Islam di Indonesia berasal dari Gujarat dengan bukti bentuk nisan Pasai berlanggam
Gujarat.
2)Windstetmendukung pendpaat Moquete dengan mengatakan bahwa bentuk nisan
Pasai, Gresik, dan Malaya berlanggam Gujarat.
3)Pijnapelberpendapat bahwa orang-orang bermazhab Syafii menetap dahulu di
Gujarat baru kemudian membawa Islam ke Nusantara.
4)Snouck Hurgronjemengembangkan teori Moquete dengan menyatakan bahwa
mula-mula Islam menyebar di Nusantara dari Decan. Hal ini lebih mudah diterima
karena masyarakat Nusantara telah mengalami hindunisasi. Mubaligh muncul
sebagai priest dan priest princess.

d. Islam berasal dari Cina. Pendapat ini dikemukakan oleh Emanuel Godinho de Eradie (Spanyol, 1613). Menurutnya akidah Muhammad diterima di Patani dan Pam (1411) di pantai timur kemudian disebarkan oleh Permaicuri (Parameswara).

3. Cara-cara penyebaran Islam di Indonesia
a. Melalui perdagangan
Pedagang-pedagang muslim yang berasal dari Arab, Persia, dan India telah ikut ambil bagian dalam jalan lalu lintas perdagangan yang menghubungkan Asia Barat, Asia Timur, dan Asia Tenggara, pada abad ke-7 sampai abad ke-16. Para pedagang
muslim yang akhirnya juga singgah di Indonesia ini, ternyata tidak hanya semata-mata melakukan kegiatan dagang.
Melalui hubungan perdagangan tersebut, agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia. Pada abad kesembilan, orang-orang Islam mulai bergerak mendirikan perkampungan Islam di Kedah (Malaka), Aceh, dan Palembang. Pada akhir abad ke-12, kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya mulai merosot karena didesak oleh kekuasaan Kertanegara dari Singasari. Seiring dengan kemunduran Sriwijaya, para pedagang Islam beserta
para mubalignya semakin giat melakukan peran politik dalam mendukung daerah pantai yang ingin melepaskan diri dari
kekuasaan Sriwijaya. Menjelang ber-akhirnya kerajaan Hindu-Buddha abad ke-13 berdiri kerajaan kecil yang bercorak Islam, yaitu Samudra Pasai yang terletak di pesisir timur laut wilayah Aceh. Kemudian pada awal abad ke-15 telah berdiri Kerajaan
Malaka. Sejak saat itu, Aceh dan Malaka berkembang menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai dan banyak dikunjungi oleh para pedagang Islam dan penduduk dari berbagai daerah terjadi interaksi yang akhirnya banyak yang masuk Islam.

Inskripsi
Sebab-sebab Islam mudah berkembang di Nusantara
1. Syarat masuk Islam sangat mudah.
2. Upacara Islam sangat sederhana.
3. Agama Islam di Indonesia mudah menyesuaikan
dengan tradisi Indonesia.
4. Penyebaran Islam dilakukan secara damai.
5. Runtuhnya kerajaan Hindu- Buddha mempercepat
perkembangan Islam.

b. Melalui perkawinan
Para pedagang muslim yang datang di Indonesia, ada sebagian di antara mereka yang kemudian menetap di kota-kota pelabuhan dan membentuk perkampungan yang disebut Pekojan. Perkawinan antara putri bangsawan dan pedagang muslim akhirnya
berlangsung. Perkawinan ini dilakukan secara Islam, yaitu dengan mengucapkan (menirukan) dua kalimat syahadat. Upacara perkawinan berjalan dengan mudah karena tanpa pentasbihan atau upacara-upacara yang panjang, lebar, dan mendalam.
Dalam Babad Tanah Jawi, misalnya, diceritakan perkawinan antara Maulana Iskhak dan putri Raja Blambangan yang kemudian melahirkan Sunan Giri, sedangkan dalam Babad Cirebon diceritakan perkawinan putri Kawunganten dengan Sunan Gunung Jati.
c. Melalui tasawuf
Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik dan hal-hal yang bersifat magis. Ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan alam pikiran seperti pada mistik Indonesia – Hindu, antara lain Hamzah
Fansuri, Nuruddin ar Raniri, dan Syeikh Siti Jenar.
d. Melalui pendidikan
Pendidikan dalam Islam dilakukan dalam pondok-pondok pesantren yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kyai-kyai, atau ulama-ulama. Pesantren ini merupakan lembaga yang penting dalam penyebaran agama Islam karena merupakan tempat pembinaan calon guru-guru agama, kyai-kyai, atau ulama-ulama. Setelah menamatkan pelajarannya di pesantren, murid-murid (para santri) akan kembali ke kampung halamannya.
e. Melalui seni budaya
Dalam menyebarkan agama Islam, sebagian wali menggunakan media seni budaya yang sudah ada dan disenangi masyarakat. Pada perayaan hari keagamaan seperti Maulid Nabi, misalnya, seni tari dan peralatan musik tradisional (gamelan) dipakai
untuk meramaikan suasana. Sunan Kalijaga yang sangat mahir memainkan wayang memanfaatkan kesenian ini sebagai sarana untuk menyampaikan agama Islam kepada masyarakat, yaitu memasukkan unsur-unsur Islam dalam cerita dan pertunjukannya.
Senjata Puntadewa yang bernama Jimat Kalimasada, misalnya, dihubungkan dengan dua kalimat syahadat yang berisi pengakuan terhadap Allah dan Nabi Muhammad. Masyarakat yang menyaksikan pertunjukan Sunan Kalijaga akhirnya mengenal agama Islam dan tertarik ingin menjadikan Islam sebagai agamanya.
f. Melalui dakwah
Penyebaran Islam di Nusantara, terutama di Jawa, sangat berkaitan dengan pengaruh para wali yang kita kenal dengan sebutan wali sanga. Mereka inilah yang berperan paling besar dalam penyebaran agama Islam melalui metode dakwah.

Konsep dan Aktualita
Wali sanga oleh masyarakat Islam Jawa dianggap sebagai manusia-manusia yang tinggi ilmu agamanya
dan memiliki kesaktian yang luar biasa. Dalam politik Sunan Kudus, misalnya, erat kaitannya dengan
perebutan kekuasaan di Demak dan Sunan Giri pun besar pengaruhnya dalam kekuasaan politik di Hitu.
Gelar sunan yang mereka sandang menunjukkan bahwa kedudukan mereka dapat disejajarkan dengan raja.
Adapun para wali yang berjumlah sembilan (wali sanga) itu sebagai berikut.
1. Sunan Ampel atau Raden Rahmat, seorang kemenakan dari permaisuri Kertawijaya (1467), dimakamkan di Ampel (Surabaya).
2. Malik Ibrahimatau Maulana Magribi, dimakamkan di Gresik.
3. Sunan Giriatau Raden Paku, makamnya di Giri dekat Gresik.
4. Sunan Drajat, putra Sunan Ampel, dimakamkan di Sidayu, Lawas.
5. Sunan Bonangatau Makdum Ibrahimseorang putra Sunan Ampel.
6. Sunan Kudus, putra Sunan Ngudug, panglima bala tentara para wali yang menyerbu Majapahit (1478).
7. Sunan Muriaseorang pejuang melawan Majapahit, kemudian bertapa. Makamnya terdapat di sebelah
kawah Gunung Muria.
8. Sunan Kalijagayang mempunyai nama asli Raden Sahid adalah menantu Sunan Gunung Jati di
Cirebon. Akan tetapi, Sunan Kalijaga menolak untuk tinggal di Cirebon dan akhirnya mengikuti
perintah Sultan Trenggana menetap di Kadilangu, Demak.
9. Sunan Gunung Jati, orang Pasai, kawin dengan saudara perempuan Sultan Trenggana (Demak),
kemudian berhasil menaklukkan Cirebon dan Banten. Makamnya terletak di Gunung Jati sebelah utara Cirebon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar