Selamat Datang Teman-Teman, Ibu/Bapak saudara sekalian .
terima kasih sudah mampir.. :)
Anda Sopan kami Segan :)

Jumat, 05 April 2013

Proses Perkembangan Islam di Indonesia cakrawala sejarah (ips)



Agama Islam turun sebagai wahyu Ilahi kepada Nabi Muhammad pada abad ke-7.
Setelah Nabi Muhammad dan para sahabat wafat, penyiaran agama Islam diteruskan oleh para
wali, ulama, dan tokoh-tokoh pejuang Islam dari satu tempat ke tempat lain. Akhirnya, agama
Islam berkembang ke seluruh dunia dan pada abad ke-13 Islam mulai masuk ke Indonesia,
setelah agama Hindu mengalami kemunduran.

A.Proses Awal Penyebaran Islam di Kepulauan Indonesia

Agama Islam masuk dan berkembang di Nusantara secara damai. Ada beberapa sumber
sejarah mengenai masuknya Islam ke Nusantara.
1.Abad ke-7 yang diberitakan dinasti Tang bahwa di Sriwijaya sudah ada perkampungan
muslim yang mengadakan hubungan dagang dengan Cina.
2.Abad ke-11 adanya makam Fatimah binti Maimun yang berangka tahun 1028 di Leran,
Gresik, Jawa Timur.
3.Abad ke-13 tepatnya tahun 1292 Marcopolo mengunjungi Kerajaan Samudra Pasai.
Berdasarkan berita dari Marcopolo pada tahun 1292 dan cerita dari Ibnu Batutah yang
mengunjungi Kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-14, maka diperkirakan agama Islam
sudah masuk di Indonesia sejak abad ke-13. Di samping itu, batu nisan kubur Malik al Saleh
yang meninggal tahun 1297 juga memperkuat bukti-bukti bahwa pada saat itu telah terdapat
kerajaan Islam di Indonesia.
Ada beberapa pendapat mengenai asal mula Islam masuk ke Nusantara.
1.Islam berasal dari Arab. Hal ini sesuai berita dari dinasti Tang, pedagang Arab yang
singgah di Sriwijaya untuk mengisi bahan bakar kemudian ke Cina.
2.Islam berasal dari Persia. Hal ini karena di Indonesia ada aliran tasawuf seperti di Persia
(Iran).
3.Islam berasal dari India (Gujarat) dengan alasan unsur Islam di Indonesia menunjukkan
kesamaan yang ada di India dan bentuk nisan Malik al Saleh menyerupai bentuk batu nisan
di India. Selain itu, ada tokoh yang beralasan dari Gujarat. Kelompok ini dipelopori oleh
Snouck Hurgronje dan diikuti oleh J.P. Moquute, R.A. Kern. Pendapat ini didasarkan pada:
a.akibat kemunduran dinasti Abbasiah Bagdad oleh Hulagu pada tahun 1258,
b.berita Marcopolo tahun 1292,
c.berita Ibnu Batutah pada abad ke-14,
d.nisan kubur Sultan Malik as Saleh yang berangka tahun awal Majapahit 1297,
e.kedatangan Islam hingga terbentuknya masyarakat muslim di Indonesia sejak abad ke-13 berdasarkan pada ajaran tasawuf yang berasal dari Persia.
Islam menyebar di Indonesia melalui cara-cara berikut.

1.Melalui perdagangan
Pedagang-pedagang muslim yang
berasal dari Arab, Persia, dan India
telah ikut ambil bagian dalam jalan lalu
lintas perdagangan yang menghubung-
kan Asia Barat, Asia Timur, dan Asia
Tenggara, pada abad ke-7 sampai abad
ke-16. Para pedagang muslim yang
akhirnya juga singgah di Indonesia ini, ternyata tidak hanya semata-mata melakukan kegiatan dagang.

Inskripsi
Sebab-sebab Islam mudah berkembang di Nusantara
1.Syarat masuk Islam sangat mudah.
2.Upacara Islam sangat sederhana.
3.Agama Islam di Indonesia mudah menyesuaikan
dengan tradisi Indonesia.
4.Penyebaran Islam dilakukan secara damai.
5.Runtuhnya kerajaan Hindu- Buddha mempercepat
perkembangan Islam.

Melalui hubungan perdagangan tersebut, agama dan kebudayaan Islam masuk ke
wilayah Indonesia. Pada abad kesembilan, orang-orang Islam mulai bergerak mendirikan
perkampungan Islam di Kedah (Malaka), Aceh, dan Palembang. Pada akhir abad ke-12,
kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya mulai merosot karena didesak oleh
kekuasaan Kertanegara dari Singasari. Seiring dengan kemunduran Sriwijaya, para
pedagang Islam beserta para mubalignya semakin giat melakukan peran politik dalam
mendukung daerah pantai yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya. Menjelang
berakhirnya kerajaan Hindu-Buddha abad ke-13 berdiri kerajaan kecil yang bercorak
Islam, yaitu Samudra Pasai yang terletak di pesisir timur laut wilayah Aceh. Kemudian
pada awal abad ke-15 telah berdiri Kerajaan Malaka. Sejak saat itu, Aceh dan Malaka
berkembang menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai dan banyak dikunjungi
oleh para pedagang Islam dan penduduk dari berbagai daerah terjadi interaksi yang
akhirnya banyak yang masuk Islam. Setelah pulang ke daerah asal, mereka menyebarkan
agama Islam ke daerahnya. Agama dan kebudayaan Islam dari Malaka menyebar ke
wilayah Sumatra Selatan, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Dalam suasana
demikian, banyak raja daerah dan adipati pesisir yang masuk Islam. Contohnya, Demak
(abad ke-15), Ternate (abad ke-15), Gowa (abad ke-16), dan Banjar (abad ke-16).

2.Melalui perkawinan
Para pedagang muslim yang datang di Indonesia, ada sebagian di antara mereka yang
kemudian menetap di kota-kota pelabuhan dan membentuk perkampungan yang disebut
Pekojan. Perkawinan antara putri bangsawan dan pedagang muslim akhirnya berlangsung.
Perkawinan ini dilakukan secara Islam, yaitu dengan mengucapkan (menirukan) dua
kalimat syahadat. Upacara perkawinan berjalan dengan mudah karena tanpa pentasbihan
atau upacara-upacara yang panjang, lebar, dan mendalam.
Dalam Babad Tanah Jawi, misalnya, diceritakan perkawinan antara Maulana Iskhak
dan putri Raja Blambangan yang kemudian melahirkan Sunan Giri, sedangkan dalam
Babad Cirebon diceritakan perkawinan putri Kawunganten dengan Sunan Gunung Jati.

3.Melalui tasawuf
Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik dan hal-hal
yang bersifat magis. Ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung
persamaan alam pikiran seperti pada mistik Indonesia–Hindu, antara lain, Hamzah
Fansuri, Nuruddin ar Raniri, dan Syeikh Siti Jenar.

4.Melalui pendidikan
Pendidikan dalam Islam dilakukan dalam pondok-pondok pesantren yang dise-
lenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, atau ulama-ulama. Pesantren ini merupakan
lembaga yang penting dalam penyebaran agama Islam karena merupakan tempat pembinaan
calon guru-guru agama, kiai-kiai, atau ulama-ulama. Setelah menamatkan pelajarannya di
pesantren, murid-murid (para santri) akan kembali ke kampung halamannya.

5.Melalui seni budaya
Dalam menyebarkan agama Islam, sebagian wali menggunakan media seni budaya
yang sudah ada dan disenangi masyarakat. Pada perayaan hari keagamaan seperti Maulid
Nabi, misalnya, seni tari dan peralatan musik tradisional (gamelan) dipakai untuk
meramaikan suasana. Sunan Kalijaga yang sangat mahir memainkan wayang memanfaatkan
kesenian ini sebagai sarana untuk menyampaikan agama Islam kepada masyarakat, yaitu
memasukkan unsur-unsur Islam dalam cerita dan pertunjukannya. Senjata Puntadewa
yang bernama Jimat Kalimasada, misalnya, dihubungkan dengan dua kalimat syahadat
yang berisi pengakuan terhadap Allah dan Nabi Muhammad. Masyarakat yang menyaksikan
pertunjukan Sunan Kalijaga akhirnya mengenal agama Islam dan tertarik ingin menjadikan
Islam sebagai agamanya.

6.Melalui dakwah
Penyebaran Islam di Nusantara, terutama di Jawa, sangat berkaitan dengan pengaruh
para wali yang kita kenal dengan sebutan wali sanga. Mereka inilah yang berperan paling
besar dalam penyebaran agama Islam melalui metode dakwah.

Konsep dan Aktualita
Wali sanga oleh masyarakat Islam Jawa dianggap sebagai manusia-manusia yang tinggi ilmu
agamanya dan memiliki kesaktian yang luar biasa. Dalam politik Sunan Kudus, misalnya, erat kaitannya
dengan perebutan kekuasaan di Demak dan Sunan Giri pun besar pengaruhnya dalam kekuasaan politik
di Hitu. Gelar sunan yang mereka sandang menunjukkan bahwa kedudukan mereka dapat disejajarkan
dengan raja.
Adapun para wali yang berjumlah sembilan (wali sanga) itu sebagai berikut.
1. Sunan Ampel atau Raden Rahmat, seorang kemenakan dari permaisuri Kertawijaya (1467), dimakamkan
di Ampel (Surabaya).
2. Malik Ibrahim atau Maulana Maghribi, dimakamkan di Gresik.
3. Sunan Giri atau Raden Paku, makamnya di Giri dekat Gresik.
4. Sunan Drajat, putra Sunan Ampel, dimakamkan di Sidayu, Lawas.
5. Sunan Bonang atau Makdum Ibrahim seorang putra Sunan Ampel.
6. Sunan Kudus, putra Sunan Ngudug, panglima bala tentara para wali yang menyerbu Majapahit (1478).
7. Sunan Muria seorang pejuang melawan Majapahit, kemudian bertapa. Makamnya terdapat di sebelah
kawah Gunung Muria.
8. Sunan Kalijaga yang mempunyai nama asli Raden Sahid adalah menantu Sunan Gunung Jati di
Cirebon. Akan tetapi, Sunan Kalijaga menolak untuk tinggal di Cirebon dan akhirnya mengikuti
perintah Sultan Trenggana menetap di Kadilangu, Demak.
9. Sunan Gunung Jati, orang Pasai, kawin dengan saudara perempuan Sultan Trenggana (Demak),
kemudian berhasil menaklukkan Cirebon dan Banten. Makamnya terletak di Gunung Jati sebelah utara
Cirebon.

B.Perkembangan Tradisi Islam di Berbagai Daerah dari Abad ke-15
sampai ke-18
Pada masa sebelum datangnya Islam, pusat-pusat pemerintahan kerajaan di Indonesia
umumnya memiliki tanah lapang yang luas (alun-alun). Di empat penjuru tanah lapang itu
terdapat bangunan-bangunan penting, seperti keraton, tempat pemujaan, dan pasar. Jika
dilihat dari sudut arsitektur, masjid kuno beratap tingkat (meru) misalnya beratap dua yaitu
masjid Agung Cirebon, masjid Katangka di Sulawesi, masjid Muara Angke, Tambora dan
Marunda di Jakarta; masjid beratap tiga yaitu masjid Demak, Baiturrahman Aceh, masjid
Jepara; dan masjid beratap lima yaitu masjid Agung Banten. Masjid kuno Indonesia yang
mempunyai atap bertingkat telah mengundang pendapat beberapa ahli yang mengatakan
bahwa hal itu merupakan kelanjutan dari seni bangunan tradisional Indonesia lama. Ada
beberapa bukti yang mendukung pendapat itu, di antaranya sebagai berikut.
1.Bangunan-bangunan Hindu di Bali yang disebut Wantilan atapnya juga bertingkat.
2.Relief yang ada di candi-candi pada masa Majapahit juga terdapat ukiran yang meng-
gambarkan bangunan atap bertingkat.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa telah terjadi akulturasi antara seni bangun
tradisional Indonesia dengan seni bangun. Dalam seni ukir dan lukis terjadi akulturasi antara
seni ukir dan seni lukis Islam dengan seni lukis dan seni ukir tradisional Indonesia yang dapat
kita jumpai pada bangunan masjid-masjid kuno dan keraton. Ukir-ukiran yang biasa dipahatkan
pada tiang-tiang, tembok, atap, mihrab, dan mimbarnya dibuat dengan pola makara dan
teratai.
Dalam perkembangan selanjutnya, muncul pula seni kaligrafi, yaitu seni melukis indah
dengan huruf Arab. Dalam seni tari dan seni musik juga terjadi akulturasi yakni beberapa
upacara dan tarian rakyat. Di beberapa daerah ada jenis tarian yang berhubungan dengan
nyanyian atau pembacaan tertentu yang berupa selawat atau slawat kompang. Bentuk-bentuk
tarian itu misalnya permainan dabus dan seudati. Permainan dabus adalah suatu jenis tarian
atau pertunjukan kekebalan terhadap senjata tajam dengan cara menusukkan benda tajam
tersebut pada tubuhnya. Tarian ini diawali dengan nyanyian atau pembacaan Alquran atau
selawat nabi. Permainan ini berkembang di bekas-bekas pusat kerajaan seperti Banten,
Minangkabau, Aceh. Adapun seudati adalah seni tradisional rakyat Aceh yang berupa tarian
atau nyanyian. Pertunjukan dilakukan oleh sembilan atau sepuluh orang pemuda dengan
memukul-mukulkan telapak tangan ke bagian dada. Dalam seudati pemain juga menyanyikan lagu-lagu tertentu yang isinya berupa selawat (pujian) kepada nabi. Selain seni tari, juga
berkembang seni musik yang berupa pertunjukan gamelan. Pertunjukan ini biasa dilakukan
pada upacara Maulud, yaitu peringatan untuk menghormati kelahiran Nabi Muhammad saw.
Pada peringatan ini, selain dinyanyikan pujian-pujian kepada Nabi Muhammad saw. juga
diadakan pertunjukan gamelan dan pencucian benda-benda keramat. Upacara ini biasanya
dilakukan di bekas pusat kerajaan, seperti Yogyakarta dan Surakarta yang disebut Gerebeg
Maulud. Upacara semacam ini di Cirebon biasa disebut Pajang Jimat. Upacara ini biasa
disampaikan dengan gemelan yang disebut Sekaten.
Masuknya kebudayaan Islam juga berpengaruh besar terhadap seni bangunan makam.
Bangunan makam pada orang yang meninggal terbuat dari batu bata tembok yang disebut jirat
atau kijing. Di atas jirat itu, khususnya bagi orang-orang penting didirikan sebuah rumah yang
disebut bangunan makam berupa jirat dan cungkup yang biasanya dihiasi dengan seni kaligrafi
(seni tulisan Arab) yang indah. Makam tertua di Indonesia yang bercorak Islam ialah makam
Fatimah binti Maimun di Leran (tahun 1082) dan diberi cungkup. Dinding cungkup diberi
hiasan bingkai-bingkai mendatar mirip model hiasan candi. Makam lain yang penting, antara
lain makam Sultan Malik al Saleh di Samudra Pasai, makam Maulana Malik Ibrahim, dan
makam para wali dan sultan yang lain.

C.Akulturasi Kebudayaan Indonesia dengan Kebudayaan Islam dalam
Aksara dan Seni Sastra
Dalam perkembangan Islam, kesusastraan Jawa umumnya berbentuk tembang, sedangkan
di Sumatra dan Semenanjung Malaka berbentuk tembang dan gancaran. Hikayat yang digubah
dalam tembang disebut syair. Syair yang tertua tertulis tahun 1380 terpahat pada batu nisan
makam seorang Raja Puteri Pasai (di Minye Tujoh), terdiri atas dua bait yang setiap bait terdiri
atas empat baris.
Tulisan yang dipakai dalam kesusastraan Jawa adalah Jawa Kuno, sedangkan kesusastraan
di Sumatra umumnya ditulis dengan huruf Arab. Hasil karya sastra yang bernapaskan Islam,
antara lain buku tasawuf yang ditulis oleh Hamzah Fansyuri, Nur al-Din al-Raniri (Nuruddin
ar- Raniri), Abdul al-Rauf, dan Sunan Bonang; buku suluk primbon, pengantar fikih dan tafsir
Alquran yang ditulis oleh Abdul al-Rauf.
Bersamaan dengan berkembangnya ajaran tasawuf, muncullah tarekat-tarekat, antara
lain tarekat Qadariyah, Naqsyabandiah, Sammaniah, Syattariah, dan Rifa'i. Tarekat ialah
jalan atau cara yang ditempuh oleh kaum sufi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Karya
sastra lain yang dihasilkan pada masa Islam, antara lain Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon,
Sejarah Melayu, Bustanus Salatin, dan Gurindam Dua belas. Dilihat dari corak dan isinya,
kesusastraan yang berkembang sejak kedatangan Islam di Indonesia (zaman madya) dapat
dibedakan sebagai berikut.

1.Hikayat
Hikayat adalah cerita atau dongeng yang berisi berbagai macam peristiwa sejarah.
Keajaiban dan peristiwa yang tidak masuk akal bahkan menjadi bagian terpenting
walaupun sering berpangkal pada seorang tokoh sejarah ataupun berkisar pada peristiwa
sejarah. Misalnya, Panji Inu Kertapati, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman,
Hikayat Si Miskin, Hikayat Bahtiar, dan Hikayat Hang Tuah.
2.Babad
Babad ialah cerita sejarah yang biasanya lebih berupa cerita daripada uraian sejarah
walaupun yang menjadi pola memang peristiwa sejarah. Di daerah Melayu, babad dikenal
dengan nama sejarah, silsilah (salasilah), dan tambo. Beberapa kitab babad diberi judul
Hikayat, misalnya Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Salasilah Perak, Sejarah Melayu,
Babad Giyanti, Babad Tanah Jawi, dan Sejarah Negeri Kedah.
3.Suluk
Suluk adalah kitab yang membentangkan soal tasawuf. Sifatnya panteis (manusia
bersatu dengan Tuhan atau masyarakat Jawa mengenal sebagai manunggaling kawula
Gusti). Suluk merupakan hasil kesusastraan tertua dari zaman madya yang berasal dari
atau berhubungan erat dengan para wali.
Pada zaman madya, muncul kepandaian pahat memahat menjadi terbatas pada seni ukir
hias. Untuk seni hias, orang mengambil pola berupa daun-daunan, bunga-bungaan (teratai),
bukit-bukit karang, pemandangan dan garis geometri. Sering juga terdapat pada kalamakara
dan kalamarga (yaitu kijang menjadi pengganti makara). Hal itu sebenarnya kurang sesuai
dengan peraturan Islam, namun dapat juga diterima karena tidak dirasakan sebagai pelanggaran.
Begitu juga dengan gambar-gambar ular naga yang terdapat di sana-sini. Kedatangan Islam
menambah lagi satu pola, yaitu huruf-huruf Arab. Pola itu seringkali digunakan untuk
menyamarkan lukisan makhluk hidup, biasanya binatang dan bahkan juga untuk gambar
wayang.
Sebelum kebudayaan Islam memasuki wilayah Indonesia, sistem pemerintahan pada
kerajaan di Indonesia mendapat pengaruh budaya Hindu-Buddha. Setelah agama Islam
beserta kebudayaannya masuk dan berkembang di Indonesia, lambat laun berpengaruh
terhadap sistem pemerintahan. Pada saat kedatangan Islam, di Indonesia sudah berkembang
bandar-bandar perdagangan. Agama Islam mengalami perkembangan yang cepat melalui cara
perdagangan sehingga terbentuk masyarakat Islam. Semakin pesatnya pusat-pusat perdagangan
dengan masyarakatnya yang beragama Islam, berdirilah kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar